Rumah Anton Handika ternyata
berupa sebuah kost-kostan. Ray mengelilingi tempat itu berkali-kali dengan
sebuah sepeda motor. Ia memang mempunyai beberapa sepeda motor yang diparkirnya
di beberapa tempat yang disewanya. Setelah menukar mobilnya dengan sebuah
sepeda motor, perjalanannya menjadi lebih cepat. Ray datang dengan dibalut
jaket kulit hitam serta sebuah helm yang menutup wajahnya.
Setelah menguasai betul keadaan
daerah itu, Ray pulang. Ia mampir sebentar untuk membeli ayam pesanan Mara,
lalu segera pulang kembali ke yacht-nya.
Mara menyambutnya dengan senyum dan segera menikmati ayam dan kentang goreng.
“Apa rencana kakak terhadap
Anton?”
“Kita membutuhkan bantuan Trix,”
jawab Ray.
“Aha, menarik.”
Ray mengambil telponnya, lalu
menghubungi seseorang.
“Halo cantik. Sibuk nggak?”
“Nggak juga, lagi nyantai malah. Ada tugas buat gue?” jawab suara renyah di
telpon itu.
“Yup. Aku butuh kamu menjadi pacar seseorang. Aku ingin membantu
orang ini mendapatkan harga dirinya kembali.”
“Oh, labour of love? Gue suka nih. Kirim detailnya lewat jalur biasa ya.
Dan, ehm, harga buat jasa gue naik 25% sekarang,” kata suara itu sambil
tertawa.
“Haha. Harga kamu gak kalah
bersaing ama bensin, yah.”
“Iya dooong. Butuh pengeluaran
besar nih sekarang.”
“Buat apa? Menggaet dan menipu
kakak-kakek tua kaya raya?”
“Isssh. Itu sih kerjaan anak
kecil. Gue udah berhenti dari yang
gitu-gitu. Sekarang mau hidup tenang aja. Sambil bertualang
kecil-kecilan. Haha.”
“Haha. Oke. Detailnya aku kirim
besok ya. Sekarang mau nyusun dulu. Lusa kamu udah mulai bisa kerja. Seperti
biasa, aku bayar separuh di depan. Separuhnya lagi kalo udah selesai,” kata
Ray.
“Oke,”
“Muach. Bye!”
“Bye. Muach!”
Ray mengenal Trix saat seorang
bilyuner tua berusia 60an asal Malaysia menghubunginya untuk meminta
bantuannya. Sang bilyuner ini ingin menikahi seorang gadis muda yang amat
cantik. Kakek ini belum merasa lega sebelum mengetahui seluruh latar belakang
gadis itu yang baginya sedikit mencurigakan. Pengusaha hebat yang berumur
sepertinya memang memiliki insting yang lebih tajam. Ray berhasil membongkar
siapa sebenarnya gadis itu.
Trix, atau Beatrix, adalah seorang
con artist. Alias penipu ulung. Para con artist biasanya melakukan tindakan
penipuan yang epic, rapi, dan
“indah”. Rencana Trix berjalan sangat mulus, sayangnya ia bertemu dengan Ray.
Rencananya terbongkar, namun Ray melepasnya pergi asalkan gadis itu bersedia
memutuskan hubungan dan membatalkan pernikahan. Kedua orang penipu ulung ini
lalu saling mengagumi dan kemudian bersahabat.
Ray sering meminta bantuannya
untuk melakukan penyamaran, karena Trix memang sangat hebat dalam hal ini.
Dalam sekejap ia bisa berubah menjadi siapa saja: pramugari, business woman, dosen, ibu rumah tangga,
anak SMA yang masih lugu, apa saja.
Beatrix, tentu saja adalah nama samaran. Tak ada seorang pun di dunia ini
yang mengetahui namanya yang asli. Wajahnya merupakan campuran paling sempurna
antara timur tengah, oriental, dan bule. Dengan sedikit make up, ia bisa
menonjolkan salah satu dari ketiga ras itu dengan mudah. Ia mempunyai bakat
alami yang sangat besar dalam dunia akting, dan sempat terjun juga dalam dunia
perfilman dan teater. Sayangnya dunia kriminal lebih menarik untuknya.
Ray mengetik sesuatu. Cukup lama ia berkutat di depan komputer, sambil
memikirkan langkah-langkah yang ia lakukan. Mara membiarkan kakaknya tenggelam
dalam pekerjaan itu karena ia tahu, di saat-saat seperti ini, Ray benar-benar
mengerahkan segala daya pikirnya untuk menciptakan rencana yang matang.
Begitu selesai, Ray tersenyum
puas. Dia lalu beranjak dari kursinya dan merebahkan dirinya di sebuah sofa
panjang.
“Apa rencana kakak terhadap Anton?”
“Kakak hanya ingin merubahnya
menjadi seorang lelaki sejati. Ini sebuah kerja yang panjang.”
“Mengapa kakak tertarik padanya?”
“Entahlah. Bagi kakak seorang laki-laki pantas mendapatkan cinta sejati.
Dan untuk itu ia harus menjadi lelaki seutuhnya.”
“Lelaki seutuhnya? Emang dia bencong?” tawa Mara.
Ray hanya tertawa.
oOo
Setelah pulang mengantarkan Ayla
dari tahlilan di rumah mendiang Keisha, dan mampir untuk mengobrol sebentar
dengan kedua orang tua Ayla, Ray segera bergegas menuju kondotempat ia dan
Diana bercinta seharian.
Ada sebuah pekerjaan yang harus
ia lakukan saat itu. Ia membuka plafon dan memanjat ke dalamnya. Gerakannya
sangat gesit karena ia memang sangat terlatih untuk itu. Tidak diperlukan waktu
yang lama baginya untuk sampai ke kamar sebelah. Ray sudah memastikan bahwa
ruangan yang dimasukinya ini memang kosong. Karena ruangan yang dimasukinya ini
adalah sebuah TKP yang sudah disegel polisi.
Keisha Vanya melakukan bunuh diri
dengan melompat melalui jendela ruangan ini.
Itulah sebabnya Ray menyewa kondo
tepat di sebelahnya. Selama beberapa lama ia melakukan penyelidikan di tempat
itu. Sayangnya banyaknya polisi dan wartawan yang berada di sana telah membuat
seleruh jejak menjadi kabur.
Ray memeriksa seluruh sudut
tempat itu dengan seksama. Tidak ada
tanda-tanda kekerasan di sana. Semua isi ruangan masih seperti semula ketika
nona itu bunuh diri. Ia nampaknya bukan seseorang yang rapi. Isi ruangannya
cukup berantakan, tetapi masih dalam batas kewajaran. Bukan karena dibongkar
atau digeledah orang.
Yang menyulitkan Ray adalah jejak-jejak kaki para penyelidik dari
kepolisian membuat amat sukar untuk menduga siapa saja yang telah memasuki
kamar ini.
Ruangan ini sangat gelap karena tidak ada satu pun lampu yang dinyalakan
meskipun di malam hari. Hal ini justru sangat membantunya dalam melakukan
pergerakan dan penyelidikan. Ray menggunakan sebuah kacamata khusus yang
membantunya melihat di dalam gelap.
Ia memeriksa segala hal. Isi lemari si nona. Piring-piring yang
biasa ia gunakan untuk makan. Tempat sampah. Bahkan Ray memeriksa juga isi
vacuum cleaner dalam gudang kecil. Hanya ada debu-debu biasa serta gumpalan
kotoran yang biasanya ada di karpet. Tidak ada hal yang mencurigakan.
Dalam sebulan ini debu telah
mulai menumpuk. Apalagi jendela kamar nona ini dibiarkan terbuka. Hal ini
sesuai perintah polisi yang mewajibkan manajemen kondo untuk menjaga keadaan
kamar ini hingga penyidikan selesai.
Begitu selesai memeriksa ruangan,
ia kini beranjak ke balkon di luar. Dengan mengendap-endap, Ray memperhatikan
seluruh keadaan di luar. Atas, bawah, kiri, kanan, semua tak lepas dari
perhatiannya. Ia berada cukup lama di sana. Sampai kemudian ia menghafal
seluruh keadaan dan mengambil kesimpulan.
Setelah semuanya selesai, ia
segera memanjat plafon, menutupnya dengan rapi lalu kemudian kembali ke
kamarnya sendiri yang berada tepat di sampingnya. Ia mengganti bajunya yang
semula merupakan busana hitam legam yang biasanya ia pakai untuk pekerjaan
seperti ini, dengan baju biasa sehari-hari.
Ray lalu berbaring di tempat
tidur dan memikirkan segala fakta-fakta ini.
Malam tanggal 28 Mei, Keisha
Vanya melompat dari balkon kamarnya. Diperkirakan mayatnya baru ditemukan di
lahan parkir di bawah balkon, sekitar 5 sampai 10 menit kemudian karena waktu kejadian
adalah di jam 1 malam. Saat itu
suasana sepi karena hampir semua penghuni sedang beristirahat.
Polisi kemudian datang ke TKP sekitar 10 menit setelah mendapat laporan
dari manajemen kondominium itu. Jasadnya lalu dibawa ke rumah sakit kepolisian
untuk diotopsi. Tidak ada tanda-tanda kekerasan yang ditemukan. Keisha sedang
menggunakan baju tidurnya ketika ia melakukan bunuh diri itu.
Hasil otopsi menunjukkan bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan pada
tubuhnya sebelum benturan akibat melompat dari balkon. Di dalam tubuhnya
ditemukan kandungan alkohol yang cukup besar. Menurut laporan saksi-saksi
Keisha memang baru pulang dari sebuah pesta bersama pacarnya.
Dari rekaman CCTV, terlihat sang pacar mengantarnya pulang namun hanya
sampai pintu depan kondo milik Keisha. Terlihat pula mereka melakukan
pertengkaran kecil, dan setelah itu sang pacar pulang. Seluruh rekaman kejadian
ini dapat dilihat di rekaman CCTV yang dirilis ke publik. Jarak waktu
sejak kepulangan sang pacar sampai bunuh
diri kira-kira 2 jam. Setelah itu, tidak ada seorang pun yang memasuki kamar
Keisha sampai gadis itu melompat dari balkon kamarnya.
Seluruh barang pribadinya utuh dan tak ada satu pun yang hilang.
Handphonenya berada dalam pengamanan polisi dan digunakan untuk keperluan penyelidikan.
Keadaan kamar dibiarkan seperti semula, meski jejak-jejak sudah tak lagi
terbaca. Jendela kamar Keysha masih tetap terbuka, tempat tidurnya pun masih
dibiarkan seperti itu. Gadis itu rupanya sempat berbaring beberapa saat
sebelum kejadian yang mengerikan itu.
Ray memikirkan beberapa
kemungkinan-kemungkinan. Sedikit banyak ia sudah dapat mengetahui jalannya
peristiwa ini. Tetapi masih ada beberapa hal penting yang harus ia selidiki
sebelum mengambil keputusan dan tindakan.
Setelah lama memeras otak,
akhirnya ia tertidur kelelahan.
oOo
Bosnia di tahun 90an.
Ray kecil digendong ayahnya, sedangkan Mara digendong
ibunya. Bunyi bom dan senapan mesin menggelegar. Atap rumah mereka runtuh.
Menimbun empat orang penghuninya yang malang. Hanya ada teriakan yang
mengerikan. Darah. Mesiu. Ledakan. Papa! Mama!
Ray tersentak bangun. Mimpi buruk
ini sangat sering dialaminya. Tubuhnya berkeringat deras padahal ruangan itu
sangat dingin karena pendingin ruangan selalu diaktifkan. Ini bukan mimpi
biasa. Ini adalah rekaman kejadian di masa lampau yang tak pernah bisa terhapus
dari ingatannya. Kejadian ini pula yang membuat Mara tak pernah bisa tidur di
dalam gelap.
Mereka berdua tidak pernah bisa
lepas dari tragedi mengerikan di masa lalu.
oOo
Ketika Ray sampai di rumah di
pagi hari, Mara sudah terlelap di kamarnya. Ia mengecup kening adik
satu-satunya itu dan memperbaiki posisi selimutnya. Setelah itu ia kembal
melakukan rutinitas latihan yang hampir setiap hari dilakukannya. Lalu memasak
dan menyiapkan sarapan. Setelah itu memeriksa page Facebook Official: Rayden. Banyak pesan yang
diterimanya. Ray membalasnya satu persatu namun meminta waktu untuk
menyelesaikan permintaan para pengirim pesan. Pekerjaan yang harus dilakukannya
cukup banyak, dan kebanyakan dari pesan-pesan yang masuk, Ray melihat bahwa
permintaan itu masih bisa ditunda.
Ada sebuah pesan menarik yang
masuk. Dari Aditya Warman. Orang ini adalah seorang inspektur polisi yang
sering menggunakan jasa “Rayden”. Sang
polisi tentu saja tidak pernah mengenal siapa “Rayden” sebenarnya. Justru
Rayden yang menghubungi polisi itu dan memberi petunjuk tentang sebuah kasus
yang sedang diselidiki inspektur muda itu. Sejak saat itu, sang inspektur
sering menghubungi “Rayden” untuk berkonsultasi dan meminta petunjuk tentang
kasus yang sedang ia hadapi.
Aditya Warman: Terima kasih banyak. Atas petunjuk anda Polri berhasil
menumpas kawanan perampok bersenjata yang akhir-akhir ini bergerak di Bekasi.
Ray kemudian membalas pesan itu.
Rayden: Sama-sama pak. Saya sekarang sedang tertarik menyelidiki kasus
Keisha Vanya.
Butuh waktu beberapa lama
baru sang inspektur menjawab,
Aditya Warman: Oh, artis yang bunuh diri itu? Kebetulan saya yang
menangani kasusnya. Hal apa yang ingin anda ketahui?
Rayden: Seluruhnya.
Aditya Warman: Tidak ada yang mencurigakan. Wanita cantik itu memang
bunuh diri. Kepolisian sudah menyelidiknya dan tidak menemukan sesuatu yang
mencurigakan. Hasil otopsi memang menunjukkan kadar alkohol, namun dalam kadar
yang tidak terlalu tinggi. Ini sesuai dengan fakta bahwa ia baru saja pulang
dari pesta.
Rayden: Bagaimana dengan isi handphonenya?
Aditya Warman: Saya sendiri yang memeriksanya. Isinya seperti layaknya
isi handphone anak muda. Ada beberapa video pribadi bersama pacarnya. Dari
pesan-pesan dalam BBM, WA, atau email, semua normal saja. Tidak ada yang
mencurigakan.
Rayden: Tidak ada kecurigaan terhadap pacarnya? Apa yang dibicarakan
dalam pertengkaran mereka?
Aditya Warman: Alibinya sempurna. Ia berada di rumahnya saat bnuh diri
itu terjadi. Dikuatkan dengan kesaksian orang tua dan penjaga rumahnya. Rekaman
CCTV hotel juga menguatkan hal itu. Dalam penyidikan, si pacar bercerita bahwa
pertengkaran yang terjadi adalah tentang ketidaksetujuannya terhadap rencana
Keisha yang ingin pergi ke luar negri.
Rayden: Liburan, atau?
Aditya Warman: Katanya ingin mengembangkan karir di sana.
Rayden: Negara apa?
Aditya Warman: Amerika. Hasil penyidikan pun memperlihatkan bahwa nona
itu sudah membuat paspor dan sedang mengurus visa. Rupanya almarhumah
bertengkar dengan pacarnya, lalu karena kecewa karena keinginannya tidak
dituruti, ia memutuskan untuk bunuh diri.
Rayden: Baik pak. Terima kasih untuk segala infonya.
Aditya Warman: Oh iya, saya ingin bertanya tentang kemajuan
penyelidikan terhadap Garlas Tambora.
Rayden: Sedang dalam proses. Kami akan mengabarkan secepatnya.
Aditya Warman: Baik, terima kasih.
Ray kemudian log out dari page
Facebooknya.
Menarik. Ia telah bisa merekonstruksi semuanya. Yang ia perlukan
hanya bukti. Untuk sementara ia akan membiarkan kasus ini mengendap dahulu.
Ia menelpon Trix melalui sebuah
sambungan secure.
“Hey!” suara Trix terdengar
renyah.
“Sudah siap?”
“Tinggal tunggu eksekusi. Gue
seharian kemaren sudah melakukan yang kamu suruh. Udah nyelediki semua kegiatan
Anton. Gue juga udah nyelidiki mantannya yang bernama Lena itu. Data-datanya
semua sudah lengkap. Ini sekarang gue di mobil lagi buntutin si Lena ama
cowoknya. Dia pake mobil yang plat nomernya kamu kasih kemarin itu. Gue juga udah masang pemancar di mobil
itu. Kamu bisa cek sinyalnya pake device
biasanya. Percakapan mereka dalam mobil juga bisa kamu dengar dan lihat.”
“Oke. Gue hubungin si Anton dulu. Tunggu perintah dari gue.”
Ray mematikan sambungan telepon.
Dari data yang kemarin berhasil
dibobol Mara, ia telah mendapatkan telepon si Anton. Ray menelpon nomer itu
dengan sambungan telepon kabel. Mara telah memodifikasinya sedemikan rupa
sehingga tak mungkin terlacak. Dengan menekan sebuah tombol, suara Ray dapat
berubah dengan drastis.
“Anton Handika?”
“Iya benar.”
“Aku Rayden. Masih ingat dengan
perjanjian kita?”
Anton terhenyak sebentar, lalu
kemudian dapat menguasai dirinya, “Anda tahu nomer telpon saya dari mana?”
“Sekarang bukan saatnya tanya
jawab. Jika kamu sudah siap, kini saatnya beraksi.”
“Baik. Saya sudah siap sejak
tadi.”
Ray mengecek sinyal pelacak yang
terpasang di mobil pacar Lena. “Anton, kamu berangkat ke daerah Sudirman. Aku
akan menghubungimu di perjalanan. Tunggu perintah selanjutnya.”
Ia mematikan sambungan dan menekan
sebuah tombol lagi. Sebuah kamera yang dipasang secara rahasia oleh Trix di
dalam mobil Ryan menyala.
Lena dan Ryan sedang mengobrol.
“Sayang, trus gimana dengan uang
lo yang hilang dari rekening itu?” tanya Lena.
“Gak tau gimana tuh. Mungkin
gegara dompet gue ilang, ada yang pake ATM gue. Tapi heran juga gimana caranya
mereka tau PIN gue ya? Papa udah hubungin bank sih. Sekarang sedang diusut ama
polisi juga,” jelas Ryan.
“Ih pinter banget ya malingnya
bisa bobol PIN,” setelah diam sejenak, Lena berkata, “Sayang aku laper.”
“Mau makan di mana?”
“Terserah,” jawab Lena.
“Ke Freiya aja yuk?”
“Boleh.”
Ray menghubungi Trix, “Udah
dengar kan? Mereka ke Freiya. Kamu pake earphone
ya. Biar aku gak perlu nelpon-nelpon.”
“Beres!”
Ear phone yang dimaksud Ray adalah sebuah alat kecil khusus yang
dimasukkan ke dalam lubang telinga. Dari luar sama sekali tidak kelihatan,
tetapi Ray dan Trix dapat berhubungan dengan lancar tanpa diketahui orang.
Ray mengirim pesan ke Anton. “Ke
Freiya sekarang!”
Sambil menunggu semua orang
sampai ke Freiya, Ray santai sejenak. Hari ini, entah bagaimana, semua berlangsung lancar. Posisi Anton sangat
dekat dengan Freiya. Tak berapa lama lagi semua permainan ini akan di mulai.
Dalam 15 menit, pesan dari Anton
tiba,“Saya sudah di depan Freiya.”
“Good. Seorang gadis
cantik akan jadi pacarmu sekarang. Ikuti saja permainannya.”
Begitu Anton memasukkan HP-nya ke dalam tas, tiba-tiba tangannya telah
digandeng oleh seorang gadis yang sangat cantik. “Hey sayang!”
Anton kaget, tapi ia melakukan
persis seperti yang diperintahkan: mengikuti permainan.
“Halo juga sayang. Udah nunggu lama?” tanya Anton.
“Ini baru nyampai. Makan yuk? Aku lapar.”
Ray berkata melalui earphone, <Tunggu
dulu. Tahan sebentar sampai Lena dan pacarnya tiba. Masukkan sebuah earphone ke
dalam kuping Anton>
Trix pura-pura mengusap rambut
“kekasihnya”. Dengan cepat ia memasukan earphone itu ke dalam telinga Anton. <Hai Anton, you are online now>
sapa Ray. Kini mereka bertiga sudah bisa saling mendengar.
Trix lalu memperhatikan
sekeliling dengan cermat tanpa membuat gerakan mencurigakan. Ini memang keahliannya. Setelah Lena dan pacarnya
terlihat, ia lalu menarik Anton masuk.
Kedua pasangan “kekasih” ini memasuki Freiya, kemudian bergabung ke dalam
antrian yang cukup panjang. Lena dan Ryan mengantri tepat di belakang mereka.
“Itu Anton, kan?” bisik Ryan kepada Lena. Gadis itu hanya mengangguk.
“Anton?” seru Ryan. Anton menoleh. Dilihatnya Lena dan Ryan sedang berdiri
persis di belakang dirinya. Jika bukan karena menyadari bahwa ia sedang berada
di dalam permainan, Anton tentu akan kaget setengah mati. Tapi ia kini sudah
menyadari, segala peristiwa ini telah diatur oleh Rayden.
“Eh, gak nyangka ketemu di sini,”
<Anton, minta maaf kepada
Ryan dan katakan ini semua salahmu. Kamu kini pengen hidup dengan damai dan gak
ingin mengganggu mereka> perintah Ryan melalui earphone.
“Ryan, gue minta maaf banget atas
kesalahan gue kemaren. Gue janji gak bakalan ganggu kalian lagi,”
Ryan hanya mengangguk. Tapi
lirikan matanya tidak lepas dari Trix. Dalam sepanjang hidupnya, baru kali ini
Ryan bertemu dengan gadis secantik ini. Wajahnya anggun, bibirnya tipis sexy,
tulang pipinya tinggi, matanya besar namun agak sedikit sipit di ujungnya.
Kulitnya bercahaya, badannya padat dan montok. Potongan kaosnya yang tipis
membuat belahan dadanya muncul dengan anggun.
Ryan hanya bisa menelan ludahnya
dan pura-pura melihat ke counter.
<Minta maaf ke Lena juga> perintah Ray.
“Lena maafin gue ya, selama ini
udah ngecewain elo, dan bikin elo gak bahagia,” kata Anton. Matanya
berkaca-kaca.
Alasan seorang wanita
meninggalkan kekasihnya memang adalah karena tidak bahagia. Kebahagiaan wanita
tidak dapat diukur dan hanya ia sendiri yang mengerti. Karena itu ia tidak akan
berhenti mencari kebahagiaan itu. Meski berganti-ganti kekasih, kemungkinan
besar kebahagiaan yang ia cari tak akan ia temukan. Penderitaan yang dihasilkan
karena pencarian itu pun sungguh besar. Biasanya yang paling menderita adalah
para kekasih yang ditinggalkannya. Tetapi jauh di balik bayang-bayang, justru
sang perempuan lah yang paling menderita. Menderita oleh keinginannya sendiri.
“Eh, siapa ini sayang? Kok aku
gak dikenalin?” tanya Trix.
“Oh ini temen-temen gue. Ini Ryan, ini Lena…., Ini pacar baru gue namanya…”
“Putri,” sambung Trix.
Mereka bersalaman. Ada bayang kecemburuan di mata Lena. Mantannya
mendapatkan pengganti yang jauh lebih cantik darinya. Jauh lebih kaya
karena Putri memakai iPhone gold, dan tas bermerk yang harganya puluhan juta.
Seorang wanita memang dapat melihat status wanita lain hanya dalam sekali pandang.
Ada bayang iri di mata Ryan saat memandang Anton. Lelaki yang baru saja
dihajarnya ini malah mendapatkan wanita yang jauh lebih cantik, lebih kaya dari
pacarnya yang sekarang.
Makan siang kemudian selesai. Anton dan Putri pulang duluan. Dari dalam restoran
fast food itu, Ryan dan Lena dapat melihat bahwa kedua orang itu pergi dengan
menggunakan sebuah mobil Baby Benz terbaru.
Pergi sambil tertawa bahagia.
Meninggalkan dua orang yang terbakar oleh api kedengkian.
oOo
“Wahhh seru! Tadi itu seru banget!” seru Anton.
Trix hanya tertawa.
“Drama kita tadi sukses. Tapi sungguh, aku gak ingin menyakiti hati
dia…..,” kata Anton.
“Ya. Kamu hanya ingin dia
kembali, kan?” tanya Trix.
Anton mengangguk.
<Untuk membuat seorang wanita tertarik padamu, kamu harus membuat
dirimu menarik. Dan tak ada yang lebih menarik di mata perempuan selain lelaki
yang sanggup memiliki kekasih sempurna. Pasti ada sesuatu pada lelaki itu
sehingga ia mampu memiliki daya tarik terhadap perempuan maha cantik yang
sempurna. Hal ini menumbuhkan misteri tersendiri. Daya tariknya tersendiri>
jelas Ray melalui earphone.
“Tuh dengerin kata ahlinya,”
sahut Trix sambil tertawa.
<Kita baru sampai di
langkah pertama. Besok, kamu berangkat Amerika> kata Ray.
“Haaa? Amerika? Besok. Saya belum
punya pasport, belum ngurus visa, gak punya uang……,” Anton terbelalak.
“Tenang saja, semua sudah diurus
kami. Besok kita berdua jalan-jalan
sambil belajar Gracie Jiu Jitsu di sana,” jelas Trix
“Apa itu Gracie Jiu Jitsu?” tanya Anton.
“Sebuah bela diri yang sangat hebat. Kau akan belajar langsung dari Rener
dan Ryron Gracie, mereka adalah cucu dari pencipta Gracie Jiu-jitsu,”
<Kami akan mengubahmu menjadi
lelaki yang sesungguhnya!>kata Ray
“Keren!” sahut Anton penuh semangat.
“Sekarang, jalan-jalanlah dengan
Putri. Kalian akan shopping. Putri akan membelikan semua keperluanmu.”
“Kereeeeen! Tapi…tapi kenapa
kalian melakukan semua ini?”
<Anggap saja kami jawaban Tuhan atas doa-doamu….> tukas Ray.
“Amin!”
Seandainya semua lelaki yang
patah hatinya bertemu dengan Rayden, tentu dunia tak akan semuram ini.
oOo
Lena membuka Instagramnya.
Memperhatikan foto-foto Anton yang sedang liburan bersama Putri di Amerika. Api
cemburu membakarnya. Menghanguskannya. Lalu membuatnya meneteskan air mata.
Perempuan memang aneh. Meskipun mereka
telah meninggalkanmu dan sudah tidak mencintaimu, mereka tetap berharap kau
tidak berhenti mencinta mereka. Mereka selalu berharap kau menderita di dalam
kerinduan dan cinta yang terbalaskan.
jagoanya punya kekuatan fisik, punya peralatan canggih. tapi masuk ke kamar TKP di sebelah lewat plafon, padahal kamar TKP jendelanya udah terbuka, di malam hari pula, apa dia takut dengan ketinggian?, udah gitu plafon modern sekarang modelnya sudah mulus tanpa terlihat sambungannya kan?!.
ReplyDeletekamar TKP-nya juga ga dijelasin di lantai berapa, yang ada cuma jumlah lantai bangunan apartmentnya aja yang ada di BAB 2.
Kalo masuk lewat jendela, keliatan dong dari luar.
DeleteLah...
Di beberapa apartemen modern yg pernah saya lihat, plafonnya juga ada yg biasa aja. Dan selalu ada pintu kecil di plafon, jika sewaktu waktu ada kerusakan listrik atau saluran lain. Jadi yg tukang servis bisa lewat. Kalo ketutup semua gimana cara perbaiki kalo ada kerusakan?
Deleteuntuk kamar TKP saya piker itu dilakukan di malam hari dan di ketinggian, jadi kemungkinan dilihat orang nyaris ga ada. maksud saya kalau lewat luar mungkin akan lebih terasa actionya gitu boss
ReplyDeleteKerreeeen, Top Dah ,,, !!
ReplyDeleteFurniture Rotan Sintetis