Monday, August 15, 2016

BAB 3

Rumah Anton Handika ternyata berupa sebuah kost-kostan. Ray mengelilingi tempat itu berkali-kali dengan sebuah sepeda motor. Ia memang mempunyai beberapa sepeda motor yang diparkirnya di beberapa tempat yang disewanya. Setelah menukar mobilnya dengan sebuah sepeda motor, perjalanannya menjadi lebih cepat. Ray datang dengan dibalut jaket kulit hitam serta sebuah helm yang menutup wajahnya.

Setelah menguasai betul keadaan daerah itu, Ray pulang. Ia mampir sebentar untuk membeli ayam pesanan Mara, lalu segera pulang kembali ke yacht-nya. Mara menyambutnya dengan senyum dan segera menikmati ayam dan kentang goreng.

“Apa rencana kakak terhadap Anton?”

“Kita membutuhkan bantuan Trix,” jawab Ray.

“Aha, menarik.”

Ray mengambil telponnya, lalu menghubungi seseorang.

“Halo cantik. Sibuk nggak?”

“Nggak juga, lagi nyantai malah. Ada tugas buat gue?” jawab suara renyah di telpon itu.

“Yup. Aku butuh kamu menjadi pacar seseorang. Aku ingin membantu orang ini mendapatkan harga dirinya kembali.”

“Oh, labour of love? Gue suka nih. Kirim detailnya lewat jalur biasa ya. Dan, ehm, harga buat jasa gue naik 25% sekarang,” kata suara itu sambil tertawa.
“Haha. Harga kamu gak kalah bersaing ama bensin, yah.”

“Iya dooong. Butuh pengeluaran besar nih sekarang.”

“Buat apa? Menggaet dan menipu kakak-kakek tua kaya raya?”

“Isssh. Itu sih kerjaan anak kecil. Gue udah berhenti dari yang gitu-gitu. Sekarang mau hidup tenang aja. Sambil bertualang kecil-kecilan. Haha.”

“Haha. Oke. Detailnya aku kirim besok ya. Sekarang mau nyusun dulu. Lusa kamu udah mulai bisa kerja. Seperti biasa, aku bayar separuh di depan. Separuhnya lagi kalo udah selesai,” kata Ray.

“Oke,”

“Muach. Bye!”

“Bye. Muach!”

Ray mengenal Trix saat seorang bilyuner tua berusia 60an asal Malaysia menghubunginya untuk meminta bantuannya. Sang bilyuner ini ingin menikahi seorang gadis muda yang amat cantik. Kakek ini belum merasa lega sebelum mengetahui seluruh latar belakang gadis itu yang baginya sedikit mencurigakan. Pengusaha hebat yang berumur sepertinya memang memiliki insting yang lebih tajam. Ray berhasil membongkar siapa sebenarnya gadis itu.

Trix, atau Beatrix, adalah seorang con artist. Alias penipu ulung. Para con artist biasanya melakukan tindakan penipuan yang epic, rapi, dan “indah”. Rencana Trix berjalan sangat mulus, sayangnya ia bertemu dengan Ray. Rencananya terbongkar, namun Ray melepasnya pergi asalkan gadis itu bersedia memutuskan hubungan dan membatalkan pernikahan. Kedua orang penipu ulung ini lalu saling mengagumi dan kemudian bersahabat.

Ray sering meminta bantuannya untuk melakukan penyamaran, karena Trix memang sangat hebat dalam hal ini. Dalam sekejap ia bisa berubah menjadi siapa saja: pramugari, business woman, dosen, ibu rumah tangga, anak SMA yang masih lugu, apa saja.

Beatrix, tentu saja adalah nama samaran. Tak ada seorang pun di dunia ini yang mengetahui namanya yang asli. Wajahnya merupakan campuran paling sempurna antara timur tengah, oriental, dan bule. Dengan sedikit make up, ia bisa menonjolkan salah satu dari ketiga ras itu dengan mudah. Ia mempunyai bakat alami yang sangat besar dalam dunia akting, dan sempat terjun juga dalam dunia perfilman dan teater. Sayangnya dunia kriminal lebih menarik untuknya.

Ray mengetik sesuatu. Cukup lama ia berkutat di depan komputer, sambil memikirkan langkah-langkah yang ia lakukan. Mara membiarkan kakaknya tenggelam dalam pekerjaan itu karena ia tahu, di saat-saat seperti ini, Ray benar-benar mengerahkan segala daya pikirnya untuk menciptakan rencana yang matang.

Begitu selesai, Ray tersenyum puas. Dia lalu beranjak dari kursinya dan merebahkan dirinya di sebuah sofa panjang.

“Apa rencana kakak terhadap Anton?”

“Kakak hanya ingin merubahnya menjadi seorang lelaki sejati. Ini sebuah kerja yang panjang.”

“Mengapa kakak tertarik padanya?”

“Entahlah. Bagi kakak seorang laki-laki pantas mendapatkan cinta sejati. Dan untuk itu ia harus menjadi lelaki seutuhnya.”

“Lelaki seutuhnya? Emang dia bencong?” tawa Mara.

Ray hanya tertawa.

oOo

Setelah pulang mengantarkan Ayla dari tahlilan di rumah mendiang Keisha, dan mampir untuk mengobrol sebentar dengan kedua orang tua Ayla, Ray segera bergegas menuju kondotempat ia dan Diana bercinta seharian.

Ada sebuah pekerjaan yang harus ia lakukan saat itu. Ia membuka plafon dan memanjat ke dalamnya. Gerakannya sangat gesit karena ia memang sangat terlatih untuk itu. Tidak diperlukan waktu yang lama baginya untuk sampai ke kamar sebelah. Ray sudah memastikan bahwa ruangan yang dimasukinya ini memang kosong. Karena ruangan yang dimasukinya ini adalah sebuah TKP yang sudah disegel polisi.

Keisha Vanya melakukan bunuh diri dengan melompat melalui jendela ruangan ini.

Itulah sebabnya Ray menyewa kondo tepat di sebelahnya. Selama beberapa lama ia melakukan penyelidikan di tempat itu. Sayangnya banyaknya polisi dan wartawan yang berada di sana telah membuat seleruh jejak menjadi kabur.

Ray memeriksa seluruh sudut tempat itu dengan seksama. Tidak ada tanda-tanda kekerasan di sana. Semua isi ruangan masih seperti semula ketika nona itu bunuh diri. Ia nampaknya bukan seseorang yang rapi. Isi ruangannya cukup berantakan, tetapi masih dalam batas kewajaran. Bukan karena dibongkar atau digeledah orang.

Yang menyulitkan Ray adalah  jejak-jejak kaki para penyelidik dari kepolisian membuat amat sukar untuk menduga siapa saja yang telah memasuki kamar ini.

Ruangan ini sangat gelap karena tidak ada satu pun lampu yang dinyalakan meskipun di malam hari. Hal ini justru sangat membantunya dalam melakukan pergerakan dan penyelidikan. Ray menggunakan sebuah kacamata khusus yang membantunya melihat di dalam gelap.

Ia memeriksa segala hal. Isi lemari si nona. Piring-piring yang biasa ia gunakan untuk makan. Tempat sampah. Bahkan Ray memeriksa juga isi vacuum cleaner dalam gudang kecil. Hanya ada debu-debu biasa serta gumpalan kotoran yang biasanya ada di karpet. Tidak ada hal yang mencurigakan.

Dalam sebulan ini debu telah mulai menumpuk. Apalagi jendela kamar nona ini dibiarkan terbuka. Hal ini sesuai perintah polisi yang mewajibkan manajemen kondo untuk menjaga keadaan kamar ini hingga penyidikan selesai.

Begitu selesai memeriksa ruangan, ia kini beranjak ke balkon di luar. Dengan mengendap-endap, Ray memperhatikan seluruh keadaan di luar. Atas, bawah, kiri, kanan, semua tak lepas dari perhatiannya. Ia berada cukup lama di sana. Sampai kemudian ia menghafal seluruh keadaan dan mengambil kesimpulan.

Setelah semuanya selesai, ia segera memanjat plafon, menutupnya dengan rapi lalu kemudian kembali ke kamarnya sendiri yang berada tepat di sampingnya. Ia mengganti bajunya yang semula merupakan busana hitam legam yang biasanya ia pakai untuk pekerjaan seperti ini, dengan baju biasa sehari-hari.

Ray lalu berbaring di tempat tidur dan memikirkan segala fakta-fakta ini.

Malam tanggal 28 Mei, Keisha Vanya melompat dari balkon kamarnya. Diperkirakan mayatnya baru ditemukan di lahan parkir di bawah balkon, sekitar 5 sampai 10 menit kemudian karena waktu kejadian adalah di jam 1 malam. Saat itu suasana sepi karena hampir semua penghuni sedang beristirahat.

Polisi kemudian datang ke TKP sekitar 10 menit setelah mendapat laporan dari manajemen kondominium itu. Jasadnya lalu dibawa ke rumah sakit kepolisian untuk diotopsi. Tidak ada tanda-tanda kekerasan yang ditemukan. Keisha sedang menggunakan baju tidurnya ketika ia melakukan bunuh diri itu.

Hasil otopsi menunjukkan bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuhnya sebelum benturan akibat melompat dari balkon. Di dalam tubuhnya ditemukan kandungan alkohol yang cukup besar. Menurut laporan saksi-saksi Keisha memang baru pulang dari sebuah pesta bersama pacarnya.

Dari rekaman CCTV, terlihat sang pacar mengantarnya pulang namun hanya sampai pintu depan kondo milik Keisha. Terlihat pula mereka melakukan pertengkaran kecil, dan setelah itu sang pacar pulang. Seluruh rekaman kejadian ini dapat dilihat di rekaman CCTV yang dirilis ke publik. Jarak waktu sejak  kepulangan sang pacar sampai bunuh diri kira-kira 2 jam. Setelah itu, tidak ada seorang pun yang memasuki kamar Keisha sampai gadis itu melompat dari balkon kamarnya.

Seluruh barang pribadinya utuh dan tak ada satu pun yang hilang. Handphonenya berada dalam pengamanan polisi dan digunakan untuk keperluan penyelidikan.

Keadaan kamar dibiarkan seperti semula, meski jejak-jejak sudah tak lagi terbaca. Jendela kamar Keysha masih tetap terbuka, tempat tidurnya pun masih dibiarkan seperti itu. Gadis itu rupanya sempat berbaring beberapa saat sebelum kejadian yang mengerikan itu.

Ray memikirkan beberapa kemungkinan-kemungkinan. Sedikit banyak ia sudah dapat mengetahui jalannya peristiwa ini. Tetapi masih ada beberapa hal penting yang harus ia selidiki sebelum mengambil keputusan dan tindakan.
Setelah lama memeras otak, akhirnya ia tertidur kelelahan.

oOo

Bosnia di tahun 90an.

Ray kecil  digendong ayahnya, sedangkan Mara digendong ibunya. Bunyi bom dan senapan mesin menggelegar. Atap rumah mereka runtuh. Menimbun empat orang penghuninya yang malang. Hanya ada teriakan yang mengerikan. Darah. Mesiu. Ledakan. Papa! Mama!

Ray tersentak bangun. Mimpi buruk ini sangat sering dialaminya. Tubuhnya berkeringat deras padahal ruangan itu sangat dingin karena pendingin ruangan selalu diaktifkan. Ini bukan mimpi biasa. Ini adalah rekaman kejadian di masa lampau yang tak pernah bisa terhapus dari ingatannya. Kejadian ini pula yang membuat Mara tak pernah bisa tidur di dalam gelap.

Mereka berdua tidak pernah bisa lepas dari tragedi mengerikan di masa lalu.

oOo

Ketika Ray sampai di rumah di pagi hari, Mara sudah terlelap di kamarnya. Ia mengecup kening adik satu-satunya itu dan memperbaiki posisi selimutnya. Setelah itu ia kembal melakukan rutinitas latihan yang hampir setiap hari dilakukannya. Lalu memasak dan menyiapkan sarapan. Setelah itu memeriksa page Facebook Official: Rayden. Banyak pesan yang diterimanya. Ray membalasnya satu persatu namun meminta waktu untuk menyelesaikan permintaan para pengirim pesan. Pekerjaan yang harus dilakukannya cukup banyak, dan kebanyakan dari pesan-pesan yang masuk, Ray melihat bahwa permintaan itu masih bisa ditunda.

Ada sebuah pesan menarik yang masuk. Dari Aditya Warman. Orang ini adalah seorang inspektur polisi yang sering menggunakan jasa “Rayden”. Sang polisi tentu saja tidak pernah mengenal siapa “Rayden” sebenarnya. Justru Rayden yang menghubungi polisi itu dan memberi petunjuk tentang sebuah kasus yang sedang diselidiki inspektur muda itu. Sejak saat itu, sang inspektur sering menghubungi “Rayden” untuk berkonsultasi dan meminta petunjuk tentang kasus yang sedang ia hadapi.

Aditya Warman: Terima kasih banyak. Atas petunjuk anda Polri berhasil menumpas kawanan perampok bersenjata yang akhir-akhir ini bergerak di Bekasi.

Ray kemudian membalas pesan itu.

Rayden: Sama-sama pak. Saya sekarang sedang tertarik menyelidiki kasus Keisha Vanya.

Butuh waktu beberapa lama baru sang inspektur menjawab,

Aditya Warman: Oh, artis yang bunuh diri itu? Kebetulan saya yang menangani kasusnya. Hal apa yang ingin anda ketahui?

Rayden: Seluruhnya.

Aditya Warman: Tidak ada yang mencurigakan. Wanita cantik itu memang bunuh diri. Kepolisian sudah menyelidiknya dan tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan. Hasil otopsi memang menunjukkan kadar alkohol, namun dalam kadar yang tidak terlalu tinggi. Ini sesuai dengan fakta bahwa ia baru saja pulang dari pesta.

Rayden: Bagaimana dengan isi handphonenya?

Aditya Warman: Saya sendiri yang memeriksanya. Isinya seperti layaknya isi handphone anak muda. Ada beberapa video pribadi bersama pacarnya. Dari pesan-pesan dalam BBM, WA, atau email, semua normal saja. Tidak ada yang mencurigakan.

Rayden: Tidak ada kecurigaan terhadap pacarnya? Apa yang dibicarakan dalam pertengkaran mereka?

Aditya Warman: Alibinya sempurna. Ia berada di rumahnya saat bnuh diri itu terjadi. Dikuatkan dengan kesaksian orang tua dan penjaga rumahnya. Rekaman CCTV hotel juga menguatkan hal itu. Dalam penyidikan, si pacar bercerita bahwa pertengkaran yang terjadi adalah tentang ketidaksetujuannya terhadap rencana Keisha yang ingin pergi ke luar negri.

Rayden: Liburan, atau?

Aditya Warman: Katanya ingin mengembangkan karir di sana.

Rayden: Negara apa?

Aditya Warman: Amerika. Hasil penyidikan pun memperlihatkan bahwa nona itu sudah membuat paspor dan sedang mengurus visa. Rupanya almarhumah bertengkar dengan pacarnya, lalu karena kecewa karena keinginannya tidak dituruti, ia memutuskan untuk bunuh diri.

Rayden: Baik pak. Terima kasih untuk segala infonya.

Aditya Warman: Oh iya, saya ingin bertanya tentang kemajuan penyelidikan terhadap Garlas Tambora.

Rayden: Sedang dalam proses. Kami akan mengabarkan secepatnya.
Aditya Warman: Baik, terima kasih.

Ray kemudian log out dari page Facebooknya.

Menarik. Ia telah bisa merekonstruksi semuanya. Yang ia perlukan hanya bukti. Untuk sementara ia akan membiarkan kasus ini mengendap dahulu.
Ia menelpon Trix melalui sebuah sambungan secure.

“Hey!” suara Trix terdengar renyah.

“Sudah siap?”

“Tinggal tunggu eksekusi. Gue seharian kemaren sudah melakukan yang kamu suruh. Udah nyelediki semua kegiatan Anton. Gue juga udah nyelidiki mantannya yang bernama Lena itu. Data-datanya semua sudah lengkap. Ini sekarang gue di mobil lagi buntutin si Lena ama cowoknya. Dia pake mobil yang plat nomernya kamu kasih kemarin itu. Gue juga udah masang pemancar di mobil itu. Kamu bisa cek sinyalnya pake device biasanya. Percakapan mereka dalam mobil juga bisa kamu dengar dan lihat.”

“Oke. Gue hubungin si Anton dulu. Tunggu perintah dari gue.”

Ray mematikan sambungan telepon.

Dari data yang kemarin berhasil dibobol Mara, ia telah mendapatkan telepon si Anton. Ray menelpon nomer itu dengan sambungan telepon kabel. Mara telah memodifikasinya sedemikan rupa sehingga tak mungkin terlacak. Dengan menekan sebuah tombol, suara Ray dapat berubah dengan drastis.

“Anton Handika?”

“Iya benar.”

“Aku Rayden. Masih ingat dengan perjanjian kita?”

Anton terhenyak sebentar, lalu kemudian dapat menguasai dirinya, “Anda tahu nomer telpon saya dari mana?”

“Sekarang bukan saatnya tanya jawab. Jika kamu sudah siap, kini saatnya beraksi.”

“Baik. Saya sudah siap sejak tadi.”

Ray mengecek sinyal pelacak yang terpasang di mobil pacar Lena. “Anton, kamu berangkat ke daerah Sudirman. Aku akan menghubungimu di perjalanan. Tunggu perintah selanjutnya.”

Ia mematikan sambungan dan menekan sebuah tombol lagi. Sebuah kamera yang dipasang secara rahasia oleh Trix di dalam mobil Ryan menyala.

Lena dan Ryan sedang mengobrol.

“Sayang, trus gimana dengan uang lo yang hilang dari rekening itu?” tanya Lena.

“Gak tau gimana tuh. Mungkin gegara dompet gue ilang, ada yang pake ATM gue. Tapi heran juga gimana caranya mereka tau PIN gue ya? Papa udah hubungin bank sih. Sekarang sedang diusut ama polisi juga,” jelas Ryan.

“Ih pinter banget ya malingnya bisa bobol PIN,” setelah diam sejenak, Lena berkata, “Sayang aku laper.”

“Mau makan di mana?”

“Terserah,” jawab Lena.

“Ke Freiya aja yuk?”

“Boleh.”

Ray menghubungi Trix, “Udah dengar kan? Mereka ke Freiya. Kamu pake earphone ya. Biar aku gak perlu nelpon-nelpon.”

“Beres!”

Ear phone yang dimaksud Ray adalah sebuah alat kecil khusus yang dimasukkan ke dalam lubang telinga. Dari luar sama sekali tidak kelihatan, tetapi Ray dan Trix dapat berhubungan dengan lancar tanpa diketahui orang.

Ray mengirim pesan ke Anton. “Ke Freiya sekarang!”

Sambil menunggu semua orang sampai ke Freiya, Ray santai sejenak. Hari ini, entah bagaimana, semua berlangsung lancar. Posisi Anton sangat dekat dengan Freiya. Tak berapa lama lagi semua permainan ini akan di mulai.

Dalam 15 menit, pesan dari Anton tiba,“Saya sudah di depan Freiya.”

Good. Seorang gadis cantik akan jadi pacarmu sekarang. Ikuti saja permainannya.”

Begitu Anton memasukkan HP-nya ke dalam tas, tiba-tiba tangannya telah digandeng oleh seorang gadis yang sangat cantik. “Hey sayang!”

Anton kaget, tapi ia melakukan persis seperti yang diperintahkan: mengikuti permainan.

“Halo juga sayang. Udah nunggu lama?” tanya Anton.

“Ini baru nyampai. Makan yuk? Aku lapar.”

Ray berkata melalui earphone, <Tunggu dulu. Tahan sebentar sampai Lena dan pacarnya tiba. Masukkan sebuah earphone ke dalam kuping Anton>

Trix pura-pura mengusap rambut “kekasihnya”. Dengan cepat ia memasukan earphone itu ke dalam telinga Anton. <Hai Anton, you are online now> sapa Ray. Kini mereka bertiga sudah bisa saling mendengar.

Trix lalu memperhatikan sekeliling dengan cermat tanpa membuat gerakan mencurigakan. Ini memang keahliannya. Setelah Lena dan pacarnya terlihat, ia lalu menarik Anton masuk.

Kedua pasangan “kekasih” ini memasuki Freiya, kemudian bergabung ke dalam antrian yang cukup panjang. Lena dan Ryan mengantri tepat di belakang mereka.

“Itu Anton, kan?” bisik Ryan kepada Lena. Gadis itu hanya mengangguk.

“Anton?” seru Ryan. Anton menoleh. Dilihatnya Lena dan Ryan sedang berdiri persis di belakang dirinya. Jika bukan karena menyadari bahwa ia sedang berada di dalam permainan, Anton tentu akan kaget setengah mati. Tapi ia kini sudah menyadari, segala peristiwa ini telah diatur oleh Rayden.

“Eh, gak nyangka ketemu di sini,”

<Anton, minta maaf kepada Ryan dan katakan ini semua salahmu. Kamu kini pengen hidup dengan damai dan gak ingin mengganggu mereka> perintah Ryan melalui earphone.

“Ryan, gue minta maaf banget atas kesalahan gue kemaren. Gue janji gak bakalan ganggu kalian lagi,”

Ryan hanya mengangguk. Tapi lirikan matanya tidak lepas dari Trix. Dalam sepanjang hidupnya, baru kali ini Ryan bertemu dengan gadis secantik ini. Wajahnya anggun, bibirnya tipis sexy, tulang pipinya tinggi, matanya besar namun agak sedikit sipit di ujungnya. Kulitnya bercahaya, badannya padat dan montok. Potongan kaosnya yang tipis membuat belahan dadanya muncul dengan anggun.

Ryan hanya bisa menelan ludahnya dan pura-pura melihat ke counter.

<Minta maaf ke Lena juga> perintah Ray.

“Lena maafin gue ya, selama ini udah ngecewain elo, dan bikin elo gak bahagia,” kata Anton. Matanya berkaca-kaca.

Alasan seorang wanita meninggalkan kekasihnya memang adalah karena tidak bahagia. Kebahagiaan wanita tidak dapat diukur dan hanya ia sendiri yang mengerti. Karena itu ia tidak akan berhenti mencari kebahagiaan itu. Meski berganti-ganti kekasih, kemungkinan besar kebahagiaan yang ia cari tak akan ia temukan. Penderitaan yang dihasilkan karena pencarian itu pun sungguh besar. Biasanya yang paling menderita adalah para kekasih yang ditinggalkannya. Tetapi jauh di balik bayang-bayang, justru sang perempuan lah yang paling menderita. Menderita oleh keinginannya sendiri.

“Eh, siapa ini sayang? Kok aku gak dikenalin?” tanya Trix.

“Oh ini temen-temen gue. Ini Ryan, ini Lena…., Ini pacar baru gue namanya…”

“Putri,” sambung Trix.

Mereka bersalaman. Ada bayang kecemburuan di mata Lena. Mantannya mendapatkan pengganti yang jauh lebih cantik darinya. Jauh lebih kaya karena Putri memakai iPhone gold, dan tas bermerk yang harganya puluhan juta. Seorang wanita memang dapat melihat status wanita lain hanya dalam sekali pandang.

Ada bayang iri di mata Ryan saat memandang Anton. Lelaki yang baru saja dihajarnya ini malah mendapatkan wanita yang jauh lebih cantik, lebih kaya dari pacarnya yang sekarang.

Makan siang kemudian selesai. Anton dan Putri pulang duluan. Dari dalam restoran fast food itu, Ryan dan Lena dapat melihat bahwa kedua orang itu pergi dengan menggunakan sebuah mobil Baby Benz terbaru.

Pergi sambil tertawa bahagia.

Meninggalkan dua orang yang terbakar oleh api kedengkian.


oOo


“Wahhh seru! Tadi itu seru banget!” seru Anton.

Trix hanya tertawa.

“Drama kita tadi sukses. Tapi sungguh, aku gak ingin menyakiti hati dia…..,” kata Anton.

“Ya. Kamu hanya ingin dia kembali, kan?” tanya Trix.

Anton mengangguk.

<Untuk membuat seorang wanita tertarik padamu, kamu harus membuat dirimu menarik. Dan tak ada yang lebih menarik di mata perempuan selain lelaki yang sanggup memiliki kekasih sempurna. Pasti ada sesuatu pada lelaki itu sehingga ia mampu memiliki daya tarik terhadap perempuan maha cantik yang sempurna. Hal ini menumbuhkan misteri tersendiri. Daya tariknya tersendiri> jelas Ray melalui earphone.

“Tuh dengerin kata ahlinya,” sahut Trix sambil tertawa.

<Kita baru sampai di langkah pertama. Besok, kamu berangkat Amerika> kata Ray.

“Haaa? Amerika? Besok. Saya belum punya pasport, belum ngurus visa, gak punya uang……,” Anton terbelalak.

“Tenang saja, semua sudah diurus kami. Besok kita berdua jalan-jalan sambil belajar Gracie Jiu Jitsu di sana,” jelas Trix

“Apa itu Gracie Jiu Jitsu?” tanya Anton.

“Sebuah bela diri yang sangat hebat. Kau akan belajar langsung dari Rener dan Ryron Gracie, mereka adalah cucu dari pencipta Gracie Jiu-jitsu,”

<Kami akan mengubahmu menjadi lelaki yang sesungguhnya!>kata Ray

“Keren!” sahut Anton penuh semangat.

“Sekarang, jalan-jalanlah dengan Putri. Kalian akan shopping. Putri akan membelikan semua keperluanmu.”

“Kereeeeen! Tapi…tapi kenapa kalian melakukan semua ini?”

<Anggap saja kami jawaban Tuhan atas doa-doamu….> tukas Ray.

“Amin!”

Seandainya semua lelaki yang patah hatinya bertemu dengan Rayden, tentu dunia tak akan semuram ini.


oOo


Lena membuka Instagramnya. Memperhatikan foto-foto Anton yang sedang liburan bersama Putri di Amerika. Api cemburu membakarnya. Menghanguskannya. Lalu membuatnya meneteskan air mata.


Perempuan memang aneh. Meskipun mereka telah meninggalkanmu dan sudah tidak mencintaimu, mereka tetap berharap kau tidak berhenti mencinta mereka. Mereka selalu berharap kau menderita di dalam kerinduan dan cinta yang terbalaskan. 


5 comments:

  1. jagoanya punya kekuatan fisik, punya peralatan canggih. tapi masuk ke kamar TKP di sebelah lewat plafon, padahal kamar TKP jendelanya udah terbuka, di malam hari pula, apa dia takut dengan ketinggian?, udah gitu plafon modern sekarang modelnya sudah mulus tanpa terlihat sambungannya kan?!.
    kamar TKP-nya juga ga dijelasin di lantai berapa, yang ada cuma jumlah lantai bangunan apartmentnya aja yang ada di BAB 2.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo masuk lewat jendela, keliatan dong dari luar.

      Lah...

      Delete
    2. Di beberapa apartemen modern yg pernah saya lihat, plafonnya juga ada yg biasa aja. Dan selalu ada pintu kecil di plafon, jika sewaktu waktu ada kerusakan listrik atau saluran lain. Jadi yg tukang servis bisa lewat. Kalo ketutup semua gimana cara perbaiki kalo ada kerusakan?

      Delete
  2. untuk kamar TKP saya piker itu dilakukan di malam hari dan di ketinggian, jadi kemungkinan dilihat orang nyaris ga ada. maksud saya kalau lewat luar mungkin akan lebih terasa actionya gitu boss

    ReplyDelete